Jumat, 15 Mei 2015

Pertama

Dear W,

Aku minta maaf sudah melukai hatimu, menghancurkan kepercayanmu dan merusak apa yang kita punya. Benar kata orang, bahwa aku tidak tahu apa yang kupunya hingga saat aku kehilangan. Kini aku merasakan itu. 

Kamu selalu membuatku merasa spesial. Meskipun kadang kamu naik pitam ketika aku bertingkah menyebalkan lalu mengorek-orek masa lalumu, aku tau itu bukan hanya karena kamu ingin melupakan mereka, namun karena kamu tidak ingin membandingkan aku dengan yang sebelumnya.

Kamu mengajarkan aku kesederhanaan dan bersyukur tidak peduli keadaan apa pun. "Rin, aku mencintai hidupku". Berkali-kali kamu mengatakan ini hingga tak perlu usaha terlalu besar untuk mengingatnya, meskipun mengaplikasikan tidak semudah itu. Bersyukur adalah salah satu ungkapan cinta. Aku bersyukur kamu ada di hidupku.

Alasan menyukaimu. Sering kamu tanyakan, tetapi jawabanku hanya satu. Tidak tahu. Aku tidak tahu kenapa aku menyukaimu. Aku juga tidak tau apa yang kutangisi sejak dua hari lalu. Takut kehilangan kenyamanan dan rasa disayang? Takut lepas dari "selamat pagi gadis" dan "I love you sayang"? Aku tidak tahu. Yang aku tahu, ternyata sakit yang ini benar-benar sakit. Anehnya, aku tidak tahu sakitnya dimana. Bagian mana yang harus kuolesi minyak? Obat apa yang sebaiknya kuminum? Aku tidak ingat kapan terakhir kali aku membersihkan mata seperti ini. Mungkin karena sudah terlalu lama, sehingga persediaan air mata pun menumpuk. Kamis pagi menangis. Kamis siang menangis. Kamis malam menangis. Pagi ini di kereta, aku pun menangis. Bengong menangis, membaca menangis, tidur menangis. Benar-benar air yang sangat banyak.

Mulai sekarang kita akan berjalan masing-masing. Fokus dengan diri sendiri dan melakukan apa yang kita inginkan. Sudah kuhapus semua yang berpeluang mengingatkan aku pada cerita kemarin. Seperti kamu yang ingin mencari tahu apakah aku benar-benar sayang padamu, aku juga ingin memastikan hal yang sama. 

Kukutip kembali tulisan Tere Liye yang dulu juga kutuliskan di surat pertamaku

"Jika dua orang memang benar-benar saling menyukai satu sama lain, bukan berarti mereka harus bersama saat ini juga. Tunggulah di waktu yang tepat, saat semua memang sudah siap, maka kebersamaan itu bisa jadi hadiah yang hebat untuk orang-orang yang bersabar. Sementara menanti, sibukkanlah diri untuk terus menjadi lebih baik. Waktu dan jarak akan menyingkap rahasia besarnya, apakah rasa suka itu semakin besar, atau semakin memudar"


"Aku masih di kereta, bisa temenin"
"Ah sayang, kamu bikin aku kaya orang lain. Aku ini milikmu loh"


"Jangan tidur, temenin dulu"
"Eh, kamu tidur duluan aja deh"
"Tidur, jangan, tidur, jangan. Mana yang benar?"
"Tungguin yaa"
"Siap nona manis. Ada saatnya kamu akan memperlakukan aku begitu"


"Aku juga penting dalam hidupmu, jadi aku harus dapat bagian."
"Berapa bagian yang kamu pengen?"
"Untuk sekarang 1/4 dari keseharianmu..." 



Segera kembali. Aku menunggu

Yours,

R.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar