Jumat, 05 Oktober 2012

Kulturfest 2012

Satu kata : LEGA
Setelah persiapan yang terbilang lama, lelah, bosan, panik, khawatir, marah, tawa, senang, dan semangat akhirnya KULTURFEST 2012 berakhir dengan sukses :)
Rasanya plong banget. Apa yang telah kita persiapkan akhirnya membuahkan hasil yang luar biasa.
Memang ada kekurangan di sana-sini, but overall it was excellent, amazing and super cool.

Hal utama yang membuat gue merasa sangat, sangat lega adalah, seminar berlangung dengan lancar dan menurut gue SUKSES. Rencana awal gue adalah tiga seminar dan satu diskusi, yaitu seminar Budaya Urban, Seminar Beasiswa di Jerman, Seminar Narkoba, HIV/AIDS dan Seks Bebas serta Diskusi Film "VITUS", namun dalam pelaksanaanya ada perubahan, yaitu diskusi bertambah satu lagi ; diskusi tentang Narkoba dan HIV AIDS.

Hal lain yang membuat saya sangat puas adalah, berhasil mewujudkan alasan utama, kenapa gue dengan berani dan PD berlebih mencalonkan diri menjadi PJ Seminar, yaitu menghadirkan Rumah Cemara sebagai pembicara pada seminar Narkoba dan HIV/AIDS. Ini alasan utama saya.
Pertama kali saya menyaksikan Ginan di acara Kick Andy, saya langsung memutuskan, saya harus menjadi PJ Seminar agar bisa menghadirkan Rumah Cemara. Ketika kemarin mereka benar-benar datang, wuiiih, I felt WOW!! I did it!!. Saya bersyukur karena mereka mau datang, meskipun seminggu sebelmnya mereka sempat membatalkan tapi thanks God, lima hari kemudian mereka memutuskan untuk hadir sebagai pembicara.
Tidak lebih dari 4jam saya berbincang-bincang dengan mas Ikbal Rahman dan pelajaran yang saya dapat sangat berlimpah. Menghargai hidup, bekerja sesuai hasrat, kebaikan pada orang lain, dan tetap berpikir kritis. Apa yang saya alami selama 21 tahun tidak dapat dibandingkan dengan perjalanan hidupnya yang (mungkin) sangat berliku. tetapi Mas Ikbal bisa bangkit dan kini menjalani hidupnya dengan optimis dan bahagia. Kesimpulan saya, jangan menunggu hingga terperosok lebih dalam untuk menyadari betapa indahnya hidup ini. Kerikil-kerikil bakan batu-batu besar yang memghalangi pasti ada. Tidak perlu naif untuk mengakui itu. tetapi bagaimana menyikapi dan melewatinya, itulah hidup yang sesungguhnya.
Hal lain yang sangat mengena di saya adalah, tidak ada sesuatu yang kebetulan. Semua sudah direncanakan olehNya. Bukan menggurui atau mengkotbahi tapi, tiliklah masa lalumu, dan akan kau sadari itu memang benar. Itu yang saya rasakan. Hanya saja, terkadang saya sering melewatkan rencana itu. Betapa lalainya saya!
Perbincangan dengan Mas Ikbal juga pelan-pelan menghapus tembok besar antara saya dan pemakai/ mantan pemakai Narkoba, yang saya bangun dengan alasan membentengi diri dari pengaruh mereka. Hal ini mungkin terlalu naif, tapi percayalah tembok itu belum sepenuhnya hilang. Setidaknya saya sedang dalam proses memperkuat diri tanpa harus membentuk benteng tebal yang berlebihan dan akhirnya membuat saya hilang tertimbun dalam benteng tsb.

Sekian untuk siang ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar